Wednesday, December 03, 2008

KEMBALI BERBAKTI: DI MANAKAH KITA?

Oleh: Maryam Jailani (batch UPSR 1996)

Apa khabar sahabat-sahabat sekalian? Masih ingatkan kita dengan visi besar FASA? Visi besar kita ini sesungguhnya menuntut penglibatan seluruh ahli alumni untuk menjayakannya. Visi tersebut berbunyi: “Menjadi organisasi yang komited dalam menyokong sistem pendidikan Islam bersepadu, serta prihatin dan peduli terhadap perkembangan dan kebajikan masyarakat Al-Amin”.

Persoalannya, apakah kita masih ragu dengan keupayaan alumni untuk turut sama menjayakan visi pendidikan bersepadu yang telah kita lalui dan yakini selama ini? Untuk melihat sekuat dan sebesar manakah sumbangan yang boleh diberikan oleh alumni, adalah baik jika dapat kita bersama mencontohi kejayaan dan peranan besar alumni lain; Harvard Alumni Association (HAA) dan Ikatan Keluarga Pondok Modern (IKPM).

Harvard Alumni Association (HAA)
Menurut kaji selidik tahunan yang diterbitkan oleh Council for Aid to Education (CAE), walaupun untuk tahun 2008, jumlah kutipan yang diterima Harvard berada di tangga kedua di belakang Stanford University, Harvard berjaya mengutip $614 juta dollar! Untuk sejumlah wang sebanyak itu, Harvard ternyata sangat berterimakasih kepada alumninya yang merupakan antara penyumbang tetap setiap tahun.

60% daripada seluruh ahli alumni Harvard menyumbang secara konsisten kepada Harvard University setiap tahun. Bayangkan sekiranya 60% daripada alumni Al-Amin menyumbang dari sudut kewangan secara konsisten kepada Al-Amin! Tidak semestinya banyak, tetapi keinginan dan istiqomah itu sungguh besar ertinya. Kita yang ditarbiyahkan di bumi Al-Amin seharusnya lebih merasa ‘izzah untuk membantu survival Al-Amin yang kita cintai.

Ikatan Keluarga Pondok Modern (IKPM)
IKPM merupakan sebuah organisasi untuk alumni Pondok Modern Darussalam Gontor, Indonesia. Seperti namanya, konsep organisasi ini adalah menggabungkan seluruh alumninya dengan ikatan seerat ikatan kekeluargaan. Menurut salah seorang alumninya, Mohammad Masruh bin Ahmad: “IKPM bertujuan untuk menyatukan kembali langkah perjuangan para alumni Gontor di samping memberi sumbangan moral atau material kepada almamater Pondok Modern Darussalam Gontor.”

“Menjadi budaya Alumni Pondok Modern Darussalam Gontor (PMDG) untuk mencurahkan jasa kepada PMDG sebagai tanda terima kasih kepada PMDG yang telah mendidiknya ketika berada di sana.” Saban tahun, ramai alumni pondok moden ini akan kembali untuk berkhidmat sebagai guru secara percuma. Kata Mohammad Masruh lagi, “Begitulah tindakan para pelajar yang mensyukuri nikmat ilmu yang diperolehi daripada almamaternya PONDOK MODERN DARUSSALAM GONTOR.”

Kembali Berbakti: Sebuah Keperluan dan Tanggungjawab
Sesungguhnya fakta yang dinyatakan hanyalah secebis kisah mengenai betapa besarnya sumbangan alumni terhadap almamater mereka. Apakah yang menghasilkan keinginan yang kuat untuk kembali berbakti? Kefahaman bahawa kembali berbakti itu sebuah keperluan. Seperti perlunya kita kepada oksigen untuk terus hidup. Itulah jawapannya.

Bukankah memastikan survival pendidikan Islam bersepadu itu sebuah keperluan? Malah ia telah menjadi keperluan yang sangat penting pada zaman yang sungguh kacau bilau kini. Justeru, jika kembali berbakti dapat membantu survival bumi tarbiyyah kita, maka itulah tanggungjawab yang harus kita lakukan.

Al-Amin adalah bumi tarbiyah yang telah mendidik kita mengenali hakikat diri-dari mana kita datang, mengapa kita dijadikan dan ke mana kita akan kembali. Justeru, jadilah kita manusia, dan bukannya robot yang tidak memahami hakikat diri dan kehidupannya. Bumi tarbiyah ini juga mengajar kita mengenali Allah; Tuhan yang menyayangi kita lebih dari sayangnya kita kepada diri sendiri.

Maka, selayaknyalah para alumni Al-Amin bersyukur dan kembali berbakti untuk bumi tarbiyahnya. Apakah yang lebih agung daripada mendapat sentuhan kesedaran terhadap hakikat diri dan kehidupan ini? Namun begitu, mengapakah sambutan terhadap budaya ini masih dingin? Hakikatnya, ia belum membudaya dan mengakar dalam jiwa kita; para alumni Al-Amin.

Percayalah, alumni bisa menjadi entiti yang kuat dalam usaha menyokong survival sistem pendidikan Islam bersepadu khususnya di Al-Amin. Beberapa tahun ke hadapan, malah sekarang ini, sudah kelihatan kerlipan permata-permata yang pernah digilap di Al-Amin suatu ketika dahulu. Permata-permata yang berkilau memimpin ummah ini sewajarnya menjadi elemen yang tambah menguatkan kedudukan Al-Amin sebagai asset berharga ummah ini.

Justeru, marilah kita berada di barisan paling hadapan yang memulakan budaya murni ini. Perjuangkan ia sehingga sesiapa yang belum ingin kembali berbakti untuk Al-Amin merasa dirinya ‘pelik’. Bumikan juga budaya ini kepada adik-adik yang masih bersekolah di Al-Amin, agar mulai saat ini mereka ‘terbiasa’ untuk kembali berbakti kepada bumi tarbiyah mereka. Bila lagi kalau bukan SEKARANG? Siapa lagi kalau bukan KITA?

0 Comments:

Post a Comment

<< Home